Ini adalah ungkapan yang
sangat lazim kita dengar. Apabila hati
kita diibaratkan sebuah “gelas”. Ya.. bagaimana Anda memandang “ gelas”
Anda.Masih kosong?... Setengah penuh atau setengah isi? ... Sudah full namun
isinya tidak seperti yang Anda inginkan?
Mm.. yang cukup rumit adalah bagaimana kalau gak ada “gelas”nya? Atau malah “Gelasnya
pecah” alias patah hati.
He2.. pertanyaan di atas bisa direspon dengan beragam jawaban. Ibarat
pepatah, “ Dalamnya samudera bisa diukur, namun dalamnya hati tak ada yang tau”.
Hati disini adalah jiwa dari seseorang. Sesuatu yang membuat seseorang itu
hidup dan menjadikannya manusia yang
utuh, kaya akan akal, budi dan rasa.
Pasien biasa datang ke
tempat praktek saya dengan berbagai isue, mulai dari kecemasan yang ringan
sampai trauma yang berat. Ada yang bilang bahwa hidupnya merasa hampa, bilang
bahwa dia cemas karena ada beberapa keinginannya yang belum tercapai, atau terlalu jenuh dengan
segala persoalan yang dihadapi sehari-hari. Ya... Setiap orang mempunyai
suasana hati yang berbeda. Setiap orang
seolah memegang “gelasnya” dengan cara pandang yang berbeda pula.
Jadi saya sering menjelaskan
cara menata hati seolah seperti kita memberlakukan sebuah “gelas yang berharga”
dengan beberapa cara sebagai berikut :
Bersihkan
“gelas” kita
Minuman yang paling enak
sekalipun seperti susu atau es kelapa muda, seandainya berada di gelas yang
kotor pastilah tidak ada seorang pun yang mau meminumnya. Jadi bersihkan dulu
hati kita dari rasa marah, benci, dendam, khawatir, serta pesimis agar dapat
kita isi dengan sesuatu yang positif dan indah. Kalau “gelas” kita bersih, air
putih pun pasti terasa nikmat.
Syukuri
dahulu “ gelas” kita
Ada macam-macam bentuk
gelas, ada yang besar maupun kecil. Ada yang isinya banyak, maupun sedikit. Dear friends .. Bersyukur adalah
langkah pertama dan utama untuk menata hati kita. Jika hati
kita nyaman , maka segala sesuatu yang kita kerjakan menjadi lebih mudah.
Memandang
setengah penuh atau setengah kosong?
Sungguh ini tergantung dari
cara pandang kita.. Apakah kita ingin bersyukur dan menikmati air segar yang
ada di gelas... ? Atau kita ingin gelisah kerena merasa air yang ada di gelas tersebut
tidak akan sanggup memenuhi dahaga kita?. Lihatlah diri kita sendiri di cermin,
bukankah Tuhan sudah sangat baik memberikan segala nikmatdan kesehatan pada diri kita? Lihatlah
sekeliling kita.... pasangan hidup, anak, rumah, pekerjaan... begitu banyak
alasan untuk bersyukur pada nikmat Tuhan
Bila
terlalu penuh dan merasa jenuh, kosongkanlah lagi.
Menjadi kosong tidaklah
buruk... Apabila hati kita terlalu penuh / jenuh dengan rutinitas sehari-hari
biasanya kita akan merasa tersiksa, emosional... “Galau” istilah trennya :). So.. Mungkin
sekarang adalah saat yang paling baik untuk mengosongkan “gelas” kita. Sehingga
kita bisa mengisinya lagi dengan hal yang kita inginkan.. Mengubah menu
atau mencari variasi rasa yang berbeda. Ada berbagai cara pelepasan emosi yang
sehat seperti ibadah, yoga, olahraga, hoby atau sekedar berkumpul dengan orang
yang kita sayang..
Bila
pecah? Selalu ada jalan untuk memulihkan keadaan
Kalau bicara tentang patah hati perlu posting khusus untuk
membahasnya :). Sangat sulit memang... namun “Time will Heal” my dear friends :). Memulihkan serpihan-serpihan “gelas” yang
retak atau pernah pecah. Selama kita terus berpikir positif dan bertidak untuk
mencari kebahagian yang seutuhnya.
So “This is my Glass !!”, kadang kosong, kadang setengah penuh, kadang sangatlah full.. Saya bersyukur dapat
memilikinya, serta menikmati air
kehidupan yang ada di dalamnya”.
Be positive my dear friend and find your
truly Happines !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar