Selasa, 17 Juli 2012

Gelas Anda setengah penuh atau setengah kosong?


Ini adalah ungkapan yang sangat lazim kita dengar. Apabila hati  kita diibaratkan sebuah “gelas”. Ya.. bagaimana Anda memandang “ gelas” Anda.Masih kosong?... Setengah penuh atau setengah isi? ... Sudah full namun isinya tidak seperti yang Anda inginkan?  Mm.. yang cukup rumit adalah bagaimana kalau  gak ada “gelas”nya? Atau malah “Gelasnya pecah” alias patah hati.



He2.. pertanyaan di atas  bisa direspon dengan beragam jawaban. Ibarat pepatah, “ Dalamnya samudera bisa diukur, namun dalamnya hati tak ada yang tau”. Hati disini adalah jiwa dari seseorang. Sesuatu yang membuat seseorang itu hidup dan menjadikannya  manusia yang utuh, kaya akan akal, budi dan rasa.

Pasien biasa datang ke tempat praktek saya dengan berbagai isue, mulai dari kecemasan yang ringan sampai trauma yang berat. Ada yang bilang bahwa hidupnya merasa hampa, bilang bahwa dia cemas karena ada beberapa keinginannya yang  belum tercapai, atau terlalu jenuh dengan segala persoalan yang dihadapi sehari-hari. Ya... Setiap orang mempunyai suasana hati yang berbeda. Setiap  orang seolah memegang “gelasnya” dengan cara pandang yang berbeda pula. 

                                                  

Jadi saya sering menjelaskan cara menata hati seolah seperti kita memberlakukan sebuah “gelas yang berharga” dengan beberapa cara sebagai berikut :

Bersihkan “gelas” kita
Minuman yang paling enak sekalipun seperti susu atau es kelapa muda, seandainya berada di gelas yang kotor pastilah tidak ada seorang pun yang mau meminumnya. Jadi bersihkan dulu hati kita dari rasa marah, benci, dendam, khawatir, serta pesimis agar dapat kita isi dengan sesuatu yang positif dan indah. Kalau “gelas” kita bersih, air putih pun pasti terasa nikmat.

Syukuri  dahulu “ gelas” kita
Ada macam-macam bentuk gelas, ada yang besar maupun kecil. Ada yang isinya banyak, maupun sedikit. Dear friends ..  Bersyukur adalah langkah pertama dan utama untuk menata hati kita.  Jika hati  kita nyaman , maka segala sesuatu yang kita kerjakan menjadi  lebih mudah.

Memandang setengah penuh atau setengah kosong?
Sungguh ini tergantung dari cara pandang kita.. Apakah kita ingin bersyukur dan menikmati air segar yang ada di gelas... ? Atau kita ingin gelisah kerena merasa air yang ada di gelas tersebut tidak akan sanggup memenuhi dahaga kita?. Lihatlah diri kita sendiri di cermin, bukankah Tuhan sudah sangat baik memberikan segala nikmatdan kesehatan  pada diri kita? Lihatlah sekeliling kita.... pasangan hidup, anak, rumah, pekerjaan... begitu banyak alasan untuk bersyukur pada nikmat Tuhan 

                                                    

Bila terlalu penuh dan merasa jenuh, kosongkanlah lagi.
Menjadi kosong tidaklah buruk... Apabila hati kita terlalu penuh / jenuh dengan rutinitas sehari-hari biasanya kita akan merasa tersiksa, emosional...  “Galau” istilah trennya :). So.. Mungkin sekarang adalah saat yang paling baik untuk mengosongkan “gelas” kita. Sehingga kita bisa mengisinya lagi dengan hal yang kita inginkan.. Mengubah menu atau mencari variasi rasa yang berbeda. Ada berbagai cara pelepasan emosi yang sehat seperti ibadah, yoga, olahraga, hoby atau sekedar berkumpul dengan orang yang kita sayang.. 

Bila pecah? Selalu ada jalan untuk memulihkan keadaan
Kalau bicara tentang  patah hati perlu posting khusus untuk membahasnya :). Sangat sulit memang... namun “Time will Heal”  my dear friends :).  Memulihkan serpihan-serpihan “gelas” yang retak atau pernah pecah. Selama kita terus berpikir positif dan bertidak untuk mencari kebahagian yang seutuhnya.

                                                  

So This is my Glass !!”,  kadang kosong, kadang setengah penuh, kadang  sangatlah full.. Saya bersyukur dapat memilikinya,  serta menikmati air kehidupan yang ada di dalamnya”.

                       Be positive my dear friend and find your truly Happines !!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar