Dalam
setiap doa manusia dan ucapan ulang
tahun selalu terucap doa panjang umur. Studi dari Lembaga Demografi Indonesia
menunjukkan bahwa usia harapan hidup
orang Indonesia saat ini mencapai 69
tahun untuk pria dan 72 tahun untuk wanita .
Sebagai makhluk Tuhan yang beriman tentu kita percaya bahwa takdir, jodoh, rezeki,
hidup dan mati sudah ditentukan oleh
Tuhan yang Maha Kuasa. Namun sebagai manusia kita berhak berdoa dan harus
berusaha untuk untuk mencapai hasil yang terbaik di dunia ini. Pernahkah kita berdoa sampai berapa panjang
usia kita ?. Dan yang terpenting selain
panjang umur adalah bagaimana kualitas kehidupan yang kita inginkan?. Adalah
suatu hal yang sangat menyedihkan seandainya panjang umur, namun sebagian besar
waktu kita mesti dihabiskan di tempat
tidur sambil terbaring sakit.
Sejak dahulu kala manusia selalu melakukan
pencarian “air mancur awet muda”
atau obat “hidup abadi”. Dan
sampai sekarang upaya terapi “Anti-aging (mencegah
penuaan)”
dilakukan dengan berbagai cara mulai dari sekedar minum multivitamin sampai
melakukan operasi plastik. Namun apakah ada resep panjang umur yang alamiah?
Saya
ingin berbagi tips yang ada di dalam buku “The
Blue Zones”, karangan Dan Buettner. Buku ini menceritakan
tentang daerah-daerah tertentu di dunia yang mempunyai penduduk dengan usia
lanjut jauh lebih banyak dibandingkan derah lainnya. Mereka yang berumur sama
dengan atau lebih dari 100 tahun, disebut “centenarian”.
Setelah meneliti ke seluruh penjuru dunia, para peneliti menyimpulkan ada
beberapa daerah ” BlueZones (Zona Biru)” di dunia yaitu ; Sardinia (Italia), Okinawa (Jepang),
Nicoya (Costa Rica), Loma Linda (California), serta Karia (Yunani). Selain
panjang umur, penduduk di daerah tersebut mempunyai kualitas hidup yang sangat
baik. Mereka tetap bisa bekerja, berkebun, memasak serta bercengkerama dengan keluarga dan teman-teman.
Para peneliti berupaya mencari kesamaan pola hidup, makanan ataupun kepercayaan
yang menyebabkan seseorang menjadi panjang umur.
Ada beberapa kebiasaan baik
para “centenarian” yang dapat kita tiru :
- Mempunyai kepercayaan (agama) sebagai modal kekuatan spiritual yang dahsyat
- Mempunyai semangat hidup yang kuat. Orang Okinawa menyebutnya “ikigai”, Orang Nicoya menyebutnya “plan de vida”, yang intinya berupa semangat untuk bangun pagi dan mengerjakan hal-hal bermanfaat.
- Aktif bergerak secara alami. Para “centenarian” bukanlah atlet maraton, mereka tidak mengubah diri menjadi manusia super yang berolahraga sangat keras di hari sabtu-minggu. Mereka bergerak aktif sesuai pola hidupnya, kegiatan fisik ringan namun teratur jauh lebih bermanfaat dibanding olahraga berat namun tidak konstan. Misal ubah kebiasaan naik lift menjadi naik tangga, parkir di tempat yang lebih jauh agar lebih banyak berjalan atau rutin berkebun.
- Makan hanya sampai 80% kenyang. Para “centenarian” makan makanan rendah kalori dan cukup zat gizi untuk tetap aktif, namun tidak sampai kekenyangan.
- Mengutamakan sayuran, membatasi asupan daging dan tidak menyukai makanan olahan. Sayuran yang kaya serat dan protein nabati sangat baik untuk kesehatan, misalnya kacang-kacangan.
- Istirahat yang cukup dan selalu meluangkan waktu untuk bersyukur dan menikmati kehidupan sebagai berkah Tuhan.
- Memprioritaskan kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai.
- Mempunyai lingkaran sosial atau teman untuk berbagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar